Kamis, 16 Oktober 2014

ARTI PERSAHABATAN
Oleh: Irmida Indri E.

Punga dan Kana adalah dua sahabat karib. Mereka selalu bersama, walaupun sebetulnya mereka dari bangsa yang berbeda. Punga adalah nimfa dari bangsa capung, sedangkan Kana seekor ikan.

Sayangnya, mereka berdua tak mau berteman dengan hewan lain. Doka si berudu berkali-kali meminta untuk menjadi sahabat mereka. Namun, Punga dan Kana menolaknya. 

Suatu hari Punga tampak sedih. Ia teringat perkataan temannya, Pungi. "Kita dari bangsa capung hidup di dua alam. Ketika masih nimfa, kita hidup di air. Tetapi setelah bermetamorfosis, kita harus hidup di darat," begitu kata Pungi.

Mula-mula Punga tak percaya. Sampai suatu hari ia benar-benar melihat perubahan pada di tubuh Pungi. Setelah Pungi pergi meninggalkan kehidupan air, Punga sadar kalau suatu saat ia pun harus meninggalkan Kana dan dunia air.

Hari yang tidak diinginkan pun tiba. Ketika bangun tidur, Punga merasa ada yang berubah pada dirinya. Ia merasa sesak napas. Secepat kilat Punga menyembul ke permukaan air. Barulah ia merasa lega. Punga pun sadar, kalau ia tak bisa bernapas lagi di dalam air. Akhirnya, Punga terbang dan hinggap di pinggir sungai.

Berhari-hari Punga berada di situ. Ia menatap permukaan air, berharap Kana akan muncul. Ia ingin bermain dengan Kana lagi. Tetapi Kana tak pernah muncul.

"Capung lucu, siapa namamu? Kau mau berteman denganku?" Tiba-tiba terdengar suara lembut menyapa Punga. Punga menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal suara. Tak ada siapa-siapa.

"Aku di atasmu. Namaku Kupa. Aku berasal dari bangsa kupu-kupu." Punga mendongak. Benar. Di atas sekuntum bunga, Punga menemukan binatang dengan sayap berwarna-warni. Punga hanya diam, tidak membalas sapaan Kupa. Ia tetap tidak ingin bersahabat dengan binatang lain selain Kana. Akhirnya, Kupa pergi karena Punga tak membalas sapaannya.

Tak lama kemudian datanglah Lebi lebah, Mukmuk nyamuk, dan banyak binatang darat lainnya. Mereka ingin bersahabat dengan Punga, tetapi menolak mereka. Satu per satu binatang itu pun meninggalkan Punga.

Suatu siang, air sungai tampak sangat jernih. Punga bisa melihat dasar sungai dengan jelas. Punga gembira karena bisa melihat Kana yang sedang berenang dengan riang. Tetapi Pungan menjadi marah ketika melihat Kana berkejaran dengan Doka dan binatang air lainnya.

Punga kecewa dan iri. Ternyata Kana begitu mudah melupakannya. Punga berteriak memanggil Kana, tetapi Kana tak mendengarnya. Punga sedih. Tak ada gunanya ia menunggu berhari-hari di pinggir sungai. Ternyata Kana sudah melupakannya.

Sampai suatu hari, ada katak menyapanya, "Punga, kau ternyata sudah bermetamorfosis, ya?" Punga heran karena katak itu mengenalnya. Kemudian Punga mengenali katak itu.

"Oh, Doka! Kau juga sudah berubah, ya?" kata Punga tak semangat.

Doka tertawa riang, "Aku sudah menanti saat-saat menjadi katak dewasa. Aku ingin segera melihat dunia lain dan mempunyai teman baru. Punga, siapa saja teman barumu? Ayo, ceritakan!" tanya Doka bersemangat.

"Aku, aku belum terbang ke mana pun. Aku masih teringat pada Kana dan dunia air," jawab Punga sedih bercampur malu.

Doka tersenyum, "Oo, kau menunggu Kana, ya? Kana sudah lama mencarimu. Mengapa kau tak mengucapkan selamat tinggal padanya?"

"Aku tak ingin membuat Kana bersedih. Lagipula, waktu aku mau pamit padanya, aku sudah bermetamorfosis! Ah, tapi Kana mudah sekali melupakanku!" Punga merengut.

"Punga, Kana berpesan padaku. Katanya, kau harus mencari teman baru di duniamu saat ini. Kana ingin kau bahagia, sebahagia saat kau masih menjadi nimfa," kata Doka.

Punga terdiam. Dalam hati ia sadar, Kana memang benar. Ia harus mencari teman baru.

"Doka, kau mau menolongku?" tanya Punga kemudian. Doka mengangguk. "Tolong katakan pada Kana, aku berjanji untuk mengenal dunia baruku. Katakan juga padanya, kalau dia dan kamu adalah sahabat terbaikku!" kata Punga.

Doka kaget mendengar kata-kata Punga, "Aku sahabat baikmu juga?" tanya Doka tak percaya. Punga mengangguk.

"Iya. Aku baru menyadari itu sekarang. Maafkan, dulu aku tak mau bersahabat denganmu," sesal Punga.

Doka pun tersenyum, "Aku sudah melupakan itu!" kata Doka riang. Ia lalu menyelam ke dalam air, menyampaikan pesan Punga pada Kana.

Sementara itu, Punga terbang mencari Kupa kupu-kupu, Lebi lebah, Mukmuk nyamuk, dan binatang lainnya. Punga tak ingin terlambat menjadikan mereka sahabatnya, seperti Doka. 


                                                                                                               Sumber: Bobo, 5 Oktober 2006


KOMENTAR:

Terinspirasi (eh) dari murid privat saia yang kurang berminat membaca cerita anak, akhirnya saia putuskan pindah haluan tentang isi blog ini. Mungkin bukan karya saia sendiri, tapi setidaknya cerita yang keluarnya lumayan lama ini bisa dinikmati oleh anak-anak sekarang. Oiya, ini dimuat di majalah Bobo tahun 2006, saia masih SMA (hahaha) dan bacaannya majalah anak-anak. Ceritanya dulu beli semua majalah yang ada hubungannya sama Harpot, maklum Potter mania, jadi mau majalah anak-anak ayuk aja (hahaha). Tapi ternyata, gak ada ruginya saia baca majalahnya anak-anak. Itu sih menurut saia, gimana dengan readers? So, happy reading... ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar